Aku hanya akan berdiri di ujung sana.. setelah melihatmu dan berharap tidak akan pernah melihatmu lagi..
dan memberimu kesempatan untuk dapat melihatku membakar semua tentang kita, semua tentang dirimu yang pernah ada...
tak apa, aku masih baik-baik saja.. kenapa?? meskipun itu sakit, tapi aku suka cara menyakitkan itu..
dan kamu juga hanya akan berdiri disana, mendengar aku menangis... tapi aku baik-baik saja karena aku cinta caramu berbohong padaku. Aku suka caramu berbohong...
aku nggak bisa memberitahumu apa yang sebenarnya, apa yang ku ketahui dan apa yang telah ku simpan, tapi aku hanya bisa memberitahumu bagaimana rasanya...
kamu tau seperti apa??
rasanya seperti ada pisau baja di tenggorokanku..aku tahu aku tak kan bisa bernapas tapi aku masih berjuang untuuk itu sampai aku bisa melawan, selama salah terasa benar dan akan ku perjuangkan sampai aku benar-benar bisa mengatakan padamu”LIHAT AKU MASIH BISA TERTAWA LEPAS SEKALIPUN CARA ITU TELAH MENGHANCURKANKU”
bukan hanya seperti itu saja rasanya, ini semua terasa seperti dalam penerbangan. Cinta yang tinggi yang kamu omong-omongkan terhadapku. Dan aku mulai merasakan mabuk akan kebencian itu. Aku terengah-engah dan aku mulai sadar kalau mungkin aku akan lebih menderita jika seperti ini terus. Tapi justru aku lebih menyukai itu. Dan sekarang justru kamu yang membenci caraku tapi aku menyukainya...
“TUNGGU!!! KEMANA KAMU MAU PERGI?” teriakmu dengan sangat jelas membuat aku tertahan untuk bernafas sejenak. Tapi setelah itu aku tersenyum. Entah apa kamu masih bisa menangkap arti senyumku padamu.
“LUPAKAN SAJA, AKU YANG AKAN PERGI MENINGGALKANMU” jawabku.
“NGGAK SEMUDAH ITU” ucapmu sambil membawaku ke dalam pelukanmu dan itu membuatku terasa semakin sesak dan muak. Aku benci caramu seperti ini membawaku ke dalam pelukanmu itu sama saja membuatku tak ingin untuk benar-benar bisa pergi darimu nanti. Jadi tolong lepaskan aku. Lepaskan aku dari pelukanmu itu.
Meskipun berulang kali kamu akan memintaku untuk kembali bisa bertahan dengan setiap keadaan kita, bertahan demi kita, tapi tahukah kamu semakin kamu sering memintaku untuk melakukan itu semakin kamu mebuatku menyukai caramu berbohong padaku. Bodoh memang keedengarannya, tapi dengan begitu aku bisa membawa pulang hatiku kembali darimu tanpa harus menoleh-menoleh padamu.
Ku letakkan tanganku padamu, setidaknya aku bisa merasakan seperti apa rasanya ada dalam genggamanmu untuk saat ini. Aku merindukan itu. Tapi dari sinilah aku tak kan pernah lagi membungkukan badan lebih rendah lagi sehingga kamu bisa jadi lebih leluasa menjadi penopangku tapi saat ini ingin kutunjukan padamu aku punya kekuatan sendiri untuk menajdi lebih kuat tanpa harus bergantung padamu lagi.
Aku tau, aku dan kamu pernah mencintai seseorang begitu banyak, terlebih kamu. Sebelum ini aku sangat tau seperti apa kisah-kisahmu dengan orang lain di luar sana. Dan bahkan aku tau kamu pasti hampir tidak bisa bernafas lagi. Saat kamu dengannya dulu tak pernah kamu berharap untuk bertemu dengannya tapi sekarang? Saat bersamaku kamu berharap untuk bisa kembali melihat wajahnya. Melihatnya walau hanya sekedar melihatnya. Sadar atau tidak apa yang kamu simpan itu membuatku sakit dan tertahan dalam diam menahan sakit itu. Sampai akhirnya ku putuskan untuk pergi dari kisah kita. Sekarang kamu bilang kamu yang merasakn sakit itu dengan berbagai penjelasan padaku, tapi tahukah kalau aku yang jauh lebih merasakan sakit itu.
Ingat dulu pernah bilang apa padaku??? katamu tak kan perah membiarkanku terluka, tak ada hati untuk menyakitiku. Dengan mengobral janji-janjimu itu. Tapi sekarang?? cobalah bercemin, kamu serasa menelan ludahmu sendiri bung. Harusnya aku bisa jauh lebih marah saat janjimu itu hanya obralan belaka, aku bisa saja mencakarmu, memukulmu, menjambak rambutmu bahkan menyakitimu dengan segala cara, tapi aku nggak bisa, karena aku masih punya hati untuk itu. Dan aku bukan seperti itu. Kemarahanku memang tak dapat lagi ku bendung, jadi kuambil langkah ini.
Lagkah terbaik untuk kita... menempuh jalan berpisah denganmu... itu yang terbaik.
Penyebab hari ini adalah kemarin. Kemarin telah selesai, dan ini adalah hari yang berbeda.
Tak pelu lagi kamu ucapkan janji untuk menahanku lagi. Karena itu hanya akan membiarkanmu untuk makin leluasa berbohng padaku. Jadi jalan yang terbaik adalah kita kembali melangakh sendiri-sendiri. Kita hanya tinggal merekam semuanya yang telah terjadi kemaren tanpa perlu mengingatnya untuk bisa terulang kembali.
“apa semua hal-hal yang kita lakukan kemaren tidak berarti lagi ?” tanyamu dengan intonasi yang entah tak bisa ku deteksi.
Aku mencoba menjelaskannya padamu, semua hal itu berarti sangat berarti tapi tak sama rasanya seperti sekarang, dulu memang itu sangat berarti untukku, tapi entah akan seperti apa setelah ini?
Akan ku kaatakan hal-hal yang seharusnya ku katakan padamu, cinta kita tak lagi sama, kita berbeda, jadi lebih baik kita hentikan langkah kita berdua dan kemali melangkah sendiri-sendiri mengikuti pola kita dulu tanpa ada aku ataupun kamu sebelumnya. Karena sadar atau enggak kita sama-sama memiliki emosi yang buruk, kamu sama sepertiku, sama. Bagaimana mungkin sesama batu es akan bisa bersatu diatas hubungan yang kau bilang didasari dengan cinta? Cinta? Tapi ketika cinta itu benar-benar datang, kenapa seakan-seakan kamu menjadi buta?? atau kamu yang nggak pernah peka dan nggak bisa peka?
Kamu terdiam, apa arti diammu itu??? ataukah kamu merasa malu???
entahlah, hanya kamu yang bisa menjawabnya.
Tapi mungkin itu bukan malu karena setelah itu kamu bisa mengatakan hal yang sama sekali tak ingin kudengar lagi darimu.”Baby, come on, jangan seperti ini. Kembalilah padaku sayang.”
hey, kamu pikir aku ini apa?? aku bukan bayi kecilmu. tapi aku, AKU WANITA YANG SELALU KAU JADIKAN WAYANG DALAM KEHIDUPANMU . Harus aku memberi kesempatan dan membiarkan saat-saat seperti ini terjadi entah untuk keberapa kalinya nanti, harus aku menunggu hari itu yang sama seperti hari ini dan hari-hari setelah itu nantinya hanya untuk mendengar kata-katamu tadi?
Orang orang itu bilang hubungan kita gila. Iya gila. Nggak waras. Kita seperti ini karena kita terikat dengan status kita yang didasari dengan sepasang cincin yang sekarang hanya tinggal satu, jadi untuk apa diteruskan kalau begituu?Maybe, hubungan kita nggak segila tampaknya. Tapi memang begitulah hubungan kita ini. Akui saja. Dan mungkin itulah yang terjadi, seperti halnya ketika angin tornado memenuhi gunung berapi, bisa kalian bayangkan seperti apa??? entahlah tapi yang aku tahu aku mencintaimu terlalu banyak bahkan untuk berjalan kaki sekalipun aku rela untuk itu.
Jangan lagi kamu dengar ketulusan dalam nada bicaraku sekarang, karena itu akan hambar rasanya sekarang. Hanya akan membuatmu semakin menjadi benci dengan caraku ini. Bilang saja kalau ini salahku juga, jangan terus menerus menyalahkan dan menghakimi dirimu sendiri. Bilang ini salahku! Tatap mataku!
Lebih baik memang kita seperti ini, berpisah adanya itu lebih baik. Mungkin jika aku memberimu kesempatan lagi dan lain kali aku marah seperti ini rasanya aku bisa memukulmu sampai kau kesakitan. Lain kali. Tapi tenang saja, hal itu tidak akan terjadi karena tidak akan ada lagi waktu berikutnya.
Aku minta maaf, entah untuk apa, tapi yang jelas aku ingin minta maaf.
Aku bosan dengan permainan ini.
Aku bosan dengan rasa seperti ini.
Aku hanya ingin kembali.
Aku dan kamu sama-sama pembohong. Aku membohongi diriku sendiri untuk bosa menahan sesaknya menjalani ini semua hanya untuk membuatmu yakin kalau aku juga bisa bertahan untukmu sekalipun kamu jauh. Tapi rasanya aku tak ingin lagi terus-terusan terpenjara dengan perasaanku yang menyiksaku sendiri, biarkan aku kembali dengna hatiku sendiri tanpamu. Pergilah kalau memang kamu harus pergi dan kembalilah kalau memang jalanmu kembali padaku.
Dan kalau memang kamu harus kembali lagi padaku, akan ku buka kan lagi hatiku untuk km bawa nanti setelah aku berhasil menyembuhkan setiap rasa sakit yang kamu buat saat ini, dan aku akan menunggu hari itu datang.
Semoga "dia" yang disana membaca tulisan ini :)
Semoga "dia" yang disana membaca tulisan ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar